Peran irigasi dan kontribusinya untuk
mendukung ketahanan pangan di Indonesia semakin besar. Hal ini
menentukan swasembada beras di tahun 1984 – 2004. Indonesia tercatat
memiliki lahan irigasi seluas 7,23 juta ha, yang berkontribusi pada 85
persen produksi padi nasional tahun 2009 dan 2010.
"Pemerintah Indonesia di tahun 2010
telah melaksanakan Rapid Assesment pada seluruh daerah irigasi di
Indonesia," ujar Mudjiadi dalam pembukaan acara Workshop On Current
Situation & Future Development Of Irrigation Asset Management In
Indonesia – Project For Supporting Implementation Of Irrigation Asset
Management (SIIAM) mewakili Direktur Jenderal Sumber Daya Air, (26/6),
di Jakarta.
Hasil yang didapat dari Rapid
Assesment menunjukan bahwa 48 persen irigasi dalam kondisi baik, sisanya
sejumlah 52 persen dalam kondisi rusak ringan. "Irigasi yang rusak
sedang dan rusak berat mayoritas merupakan irigasi kewenangan provinsi
dan kabupaten/kota," jelas Mudjiadi.
Kondisi tersebut menambah sejumlah
tantangan yang dihadapi Indonesia, seiring dengan pertumbuhan penduduk
terutama dalam kebutuhan pangan. Diperkirakan di tahun 2015 pertumbuhan
jumlah penduduk Indonesia mencapai 15 juta orang dan di tahun 2020
mencapai 14 juta orang, sehingga dibutuhkan kenaikan produksi padi 2
juta ton pada tahun 2015 dan 4 juta ton pada tahun 2020.
Mudjiadi menambahkan berdasarkan
situasi tersebut diperlukan kebijakan yang dapat menjawab tantangan
pengelolaan irigasi saat ini. Kegiatan pengelolaan irigasi sudah
seharusnya menjadi kegiatan wajib BBWS/BWS setiap tahunnya. Saat ini
tercatat baru 21 Daerah Irigasi (DI) dari total 307 DI yang sudah
melaksanakan pengelolaan aset irigasi. "Untuk selanjutnya pengelolaan
aset irigasi akan menjadi dasar dalam penyusunan kegiatan yang
dilaksanakan oleh BBWS/BWS," jelas Mudjiadi.
Diharapkan pada tahun 2018 seluruh
BBWS/BWS sudah dapat melaksanakan pengelolaan aset irigasi secara
menyeluruh agar dapat memenuhi ketahanan pangan 2014 yang sudah
dicanangkan oleh Presiden RI.
0 komentar:
Posting Komentar